7 Kesalahan Terbesar Dalam Menyusun Strategi Marketing
Menyusun strategi pemasaran bisa diibaratkan
seperti menggambarkan sebuah peta harta karun. Apabila Anda menggambarkannya
dengan tepat, maka semakin cepat pula Anda akan menemukan harta karun tersebut.
Dan begitu juga sebaliknya, apabila Anda salah dalam menggambarkan peta harta
karun, bisa dipastikan bila Anda bakal tersesat di tengah jalan dan hanya akan
menghabiskan banyak tenaga tanpa mendapatkan harta karun yang diharapkan.
Karenanya dalam menjalankan sebuah bisnis, para
pelaku usaha dituntut untuk selalu jeli dan teliti dalam menyusun strategi
pemasaran. Apabila strategi pemasaran yang mereka susun tidak sesuai dengan
kondisi di pasaran, tidak menutup kemungkinan bila target penjualan yang
ditentukan perusahaan hanya akan menjadi angan-angan besar yang tak kunjung
menjadi kenyataan. Tentu Anda tidak ingin perusahaan yang Anda jalankan
mengalami nasib serupa bukan?
7 Kesalahan terbesar dalam
menyusun strategi marketing :
1. Mengharapkan
Pelanggan Datang Sendiri
Pemikiran salah yang seringkali dimiliki oleh
pemasar adalah dengan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas, maka
pelanggan akan datang dengan sendirinya. Hal ini tidak akan terjadi, kecuali
jika brand Anda memang sudah terkenal dan punya pelanggan yang memang sudah
lama loyal. Meskipun toko Anda terletak di lokasi yang strategis, tampilan toko
menarik, punya produk berkualitas dan layanan yang spektakuler, namun pelanggan
tidak akan datang selama Anda tidak melakukan pemasaran.
Produk-produk baru selalu membanjiri pasar, menghadirkan
banyak pilihan kepada konsumen. Jika Anda tidak melakukan pemasaran, maka
awareness konsumen terhadap produk Anda akan semakin pudar dimakan waktu, kalah
dengan awareness terhadap produk pesaing. Ciptakan value proposition unik bagi
target pasar Anda.
2. Tidak Punya Target Pasar Spesifik
Kesalahan kedua yakni Anda meyakini bahwa produk
dan jasa Anda cocok untuk semua orang. Sehingga, dalam aktivitas pemasaran Anda
tidak menyasar ke target pasar tertentu. Sesungguhnya, perusahaan tidak
menyasar target pasar tertentu karena takut kehilangan segmen pasar yang
potensial. Namun, akibatnya justru pasar malah tidak menangkap value dari
produk/layanan tertentu baginya.
Meskipun Anda berusaha untuk menjaring banyak
segmen pasar, namun fokuslah pada target pasar utama Anda. Siapkan value
proposition unik bagi tiap segmen pasar yang potensial, sehingga mereka juga
melihat bahwa produk Anda juga memberikan value.
3. Meniru Pemasaran Pesaing
Kesalahan ketiga yakni pemasar seringkali terjebak
untuk mengikuti strategi pemasaran pesaing. Pesaing melancarkan strategi
pemasaran, yang kemudian sukses besar, sehingga pemasar tergoda untuk melakukan
hal yang sama. Padahal, mungkin pesaing Anda lebih besar, sehingga jika Anda
bersaing langsung dengannya, maka peluang Anda menang kecil.
Jangan mengikuti strategi pemasaran sukses dari
pesaing begitu saja. Misalnya pesaing mengajak untuk perang harga, biarkan
saja. Sebaiknya Anda lebih berfokus pada value, bukan hanya harga. Berikan
value terbaik untuk konsumen, dengan menyediakan kebutuhan dan keinginan mereka
yang belum terpenuhi. Lakukan diferensiasi, dan berikan alas an-alasan bagi
pelanggan untuk memilih produk Anda dibandingkan pesaing.
4. Riset dan Pengujian yang Kurang
Kesalahan keempat adalah riset dan pengujian yang
tidak memadai sebelum dilakukannya aktivitas pemasaran. Pemasaran sudah
dilaksanakan, namun ternyata hasil tidak sesuai dengan ekspektasi. Sebelum
menjalankan aktivitas pemasaran, sebelumnya harus dilakukan riset serta
pengujian. Caritahu apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Lakukan
due diligence terlebih dahulu sebelum Anda mengambil keputusan terkait dengan
pemasaran, baik itu harga, penawaran, kemasan, promo, dan lainnya. Dapatkan
feedback dari para pelanggan Anda sebelumnya.
5. Menganggap Pemasaran Sebagai Beban
Kesalahan yang juga fatal adalah perusahaan
seringkali memandang pemasaran sebagai beban, bukannya investasi. Akibatnya,
perusahaan tidak mengalokasikan sumber daya yang cukup ke bidang pemasaran.
Pemasaran tidak menjadi bagian penting dari strategi bisnis. Sehingga,
akibatnya uang yang masuk ke perusahaan juga kurang.
Sementara itu, pemasaran berbeda, karena justru
menarik uang masuk ke perusahaan, tidak hanya sekedar menghabiskan anggaran.
Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan mengalokasikan sumber daya yang
cukup untuk pemasaran, sehingga aktivitas pemasaran dapat dilakukan dengan
optimal dan memberi kontribusi pendapatan kepada perusahaan.
6. Tidak Tahu Acquisition Cost Pelanggan
Kesalahan yang juga sering terjadi adalah
manajemen tidak mengetahui betul berapa biaya untuk mengakuisisi seorang
pelanggan. Sehingga, tidak ada pula statistic yang mengukur customer lifetime
value. Padahal, informasi ini penting untuk mengambil keputusan pemasaran.
Dengan mengetahui biaya akuisisi pelanggan dan customer lifetime value, maka
Anda akan tahu seberapa banyak Anda harus berinvestasi di pemasaran.
Seringkali perusahaan berinvestasi lebih besar
dibandingkan dengan customer lifetime value, sehingga mengakibatkan kondisi
finansial memburuk. Jadi, sebelum melakukan aktivitas pemasaran, ketahui
terlebih dulu customer lifetime value dari pelanggan.
7. Hanya Fokus Pada Akuisisi Pelanggan, Bukan
Mempertahankan
Anda harus memahami bahwa bisnis Anda bisa
berjalan baik saat ini sebagian berasal dari pelanggan lama, dan sebagian kecil
dari pelanggan baru. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemasar hanya
berfokus untuk mengakuisisi pelanggan baru, dan melupakan pelanggan lama.
Hubungan yang sudah terjalin dengan pelanggan lama tidak dibina dengan baik,
sebaliknya malah mengejar pelanggan baru. Pelanggan lama hilang, sementara
biaya akuisisi pelanggan baru lebih tinggi, akibatnya tentu kurang baik secara
finansial.
Setelah membahas 7 Kesalahan terbesar dalam menyusun strategi marketing, kini giliran Anda untuk mengevaluasi ulang
strategi yang tengah Anda jalankan dan memperbaiki kesalahan yang ada guna
mendatangkan untung yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar