Minggu, 28 September 2014

Tips Rumah Makan - Menambah Keunikan Di Dunia Kuliner


Tips Rumah Makan 

Menambah Keunikan Di Dunia Kuliner



Tak hanya soal makanan, inovasi bisa datang dari hal – hal lain di luar buku menu. Apa yang dirasakan, dialami pelanggan saat berada didalam restoran Anda dapat menjadi sarana untuk meningkatkan nilai tambah bersifat inovatif. Berikut ada beberapa poin yang anda bisa anda pertimbangkan untuk diaplikasikan di rumah makan Anda.

Tema

Restoran berbentuk gazebo diatas air, di taman, bus, kereta, diatas kapal, dan seterusnya adalah sebagian contoh bagaimana berkreasi dengan tema anda. Dekorasi atau ornamen – ornamen dalam restoran Anda juga bisa jadi alternatif, misalnya lampu, kentongan atau lonceng untuk memanggil pelayan, peralatan makan yang unik, hingga seragam khusus pelayan.

Cara Pelayanan

Beberapa restoran memperbolehkan Anda untuk memilih sendiri bahan – bahan yang kemudian akan dimasak oleh petugas sesuai makanan. Sementara di restoran lainnya Anda bebas memilih dan memasak sendiri, Anda bisa memilih, memasak, membumbui sendiri sesuai selera.

Cemilan

Sambil menunggu pesanan diantar, cemilan bisa membantu pengunjung untuk bersabar . Krupuk, keripik, kacang, es krim, kue kering, permen, jajanan pasar, hingga cemilan tradisional bisa menjadi pemanis meja makan sekaligus menjadi pembeda restoran Anda.

Hiburan

Disamping cemilan, Anda juga bisa meletakkan permainan – permainan kecil, misalnya ular tangga, halma, kartu remi, domino, catur, dan sebagainya. Bisa juga dengan musik akustik, musik tradisional, dan sejenisnya di hari tertentu. Mungkin lebih cocok untuk bertema cafe atau Anda yang ingin menjadikan restoran Anda juga asyik sebagai tempat ngumpul.

Nama Unik

Memberikan nama – nama unik untuk makanan juga layak dicoba misalnya Bakso Granat, Sambal Setan, dan sebagainya.

Paket Unik

Gratis menu tertentu untuk yang berulang tahun ? Diskon umur ? Dengan menawarkan paket – paket yang tidak biasa, restoran Anda akan lebih mudah dikenal.

Event Unik

Jadwalkan event tertentu seperti kompetisi menghabiskan makanan dalam porsi besar misalnya, atau aktivitas – aktivitas lain yang layak jadi perbincangan orang banyak.

Familiaritas

Tak hanya dari yang baru, menciptakan inovasi juga bisa dengan mengangkat kembali tema atau cita rasa yang sudah familiar dengan kita.

Pada dasarnya, beragam inovasi dapat kita ciptakan namun perlu diingat bahwa jenis inovasi yang dipilih harus mendukung konsep utama. Anda tentu tak ingin restoran Anda kehilangan identitas, bukan ?


Jumat, 24 Januari 2014

Grogi Ketika Menghadapi Konsumen ?

GROGI KETIKA MENGHADAPI KONSUMEN ?

Paradigma yang mengatakan bahwa pembeli adalah raja tak jarang membuat pelaku usaha merasa grogi ketika menghadapi para konsumen. Apalagi ketika toko atau bisnis kita sedang ramai pengunjung, bisa jadi perasaan grogi muncul secara tiba-tiba dan mengacaukan performa kita di depan konsumen.

Sering merasa grogi di depan konsumen sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun sebagai pelaku usaha tentunya kita harus bisa mengatasi perasaan tersebut agar tak terlihat oleh konsumen kita.

Nah, untuk membantu para pemula maupun pelaku usaha dalam mengatasi perasaan grogi yang sering muncul secara tiba-tiba. Kali ini akan saya informasikan cara menghilangkan grogi ketika menghadapi konsumen.

Mulai membiasakan diri

Bagi para pemula yang baru menjalankan bisnisnya beberapa bulan, minggu atau bahkan hari, tentu saja sangatlah wajar bila Anda mengalami perasaan grogi ketika menghadapi konsumen. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, Anda akan lebih rileks ketika sudah terbiasa menghadapi konsumen. Semakin sering Anda bertemu dengan banyak orang, maka secara tidak langsung Anda akan  terbiasa menghadapi konsumen tanpa rasa grogi.

Tingkatkan keahlian

Ketika kita sudah lebih ahli dalam bidang usaha yang dijalankan, tentunya ketika berhadapan dengan konsumen Anda bisa lebih percaya diri dan lebih handal dalam memenuhi keinginan pelanggan. Oleh sebab itu, tingkatkan keahlian yang Anda miliki dan jadikan diri kita setingkat lebihpintar agar ketakutan atau perasaan grogi yang Anda miliki bisa tertutupi dengan kemampuan yang Anda miliki.

Coba pahami konsumen Anda

Pahami terlebih dahulu konsumen Anda sebelum akhirnya menentukan sikap dan cara melayani konsumen. Biasanya seseorang merasa grogi karena mereka merasa berada diluar zona atau kelompok konsumen yang mereka kenal. Karenanya, pastikan bahwa Anda benar-benar masuk dan memahami dunia meerka sebelum akhirnya memberikan pelayanan terbaik Anda.

Semakin ahli, semakin terbiasa, dan semakin percaya diri terhadap diri kita, niscaya tidak akan ada lagi perasaan grogi ketika menghadapi calon pelanggan. Permasalahan akan muncul jika kita sudah bertahun-tahun dan masih tetap grogi menghadapi pelanggan saat ramai, itu butuh pelatihan lebih detail lagi.

Menghadapi Konsumen Yang Marah

MENGHADAPI KONSUMEN YANG MARAH



Konsumen tetaplah konsumen. Namun apakah benar “Konsumen adalah Raja”? Tidak sepenuhnya “Ya”. Beberapa bulan terakhir kami melakukan sedikit analisa tentang karakter konsumen, mulai dari konsumen yang karakternya pendengar, hingga konsumen yang kurang sopan. Dan kali ini saya akan berbagi 5 Cara Menghadapi Konsumen yang Kurang Sopan, berikut ulasannya.

1. Tetap tenang dan tidak panik

Memang berusaha untuk tetap tenang adalah hal yang tidak mudah, apalagi bisnis yang dijalankan adalah dibidang jasa (pelayanan). Jangan terpancing provokasi dari konsumen. Anda dapat menjelaskan secara detil di awal, tentang apa yang sebaiknya konsumen lakukan.

2. Hadapi dengan informasi yg lengkap

Dalam menjalankan usaha, sebaiknya kita memiliki data konsumen secara lengkap. Pelajari tentang keseharian konsumen, apa yang menjadi kebiasaan dia, karena dengan mengetahui kebiasaannya, saat konsumen melakukan hal yang kurang sopan, kita tidak kaget dan mampu mengatasi.

3. Jangan pernah menyalahkan

Konsumen marah dan bersikap kurang sopan karena produk yang dipesan terlalu lama akhirnya konsumen lama menunggu. Siapa yang salah? Sebagai pimpinan, maka Anda wajib menjaga konsumen serta staf karyawan Anda. Tidak perlu menyalahkan salah satu pihak, namun biasakan untuk mencari solusi ketika masalah terjadi, dan lakukan evaluasi. Jangan menyalahkan karyawan, karena mereka adalah tim kita juga.

4. Bahasa santun dan menggunakan kalimat jelas

Sebaiknya dalam menghadapi konsumen pilih bahasa yang jelas, jangan menggunakan istilah yang membingungkan konsumen, karena tidak semua konsumen mengerti tentang istilah atau bahasa yang mungkin Anda ucapkan.

5. Kita punya hak menolak/ cancel

Memang terkadang menjadi dilema bagi para pelaku usaha. Namun menolak adalah hal yang wajar ketika salah satu konsumen justru merugikan kita. Semisal, konsumen yang selalu menyalahkan keadaan. Kadang konsumen bisa benar dan kadang bisa salah. Sampaikan informasi secara jelas dan mudah dimengerti. anda berhak menolak jika konsumen merugikan kita.